Saturday, December 22, 2012

It's Just One of Those Days......




I hate the fact the rain came pouring in
I hate the fact he couldn't meet me because of the rain
I hate the fact I had to wait for hours (in heels!) before he confirmed he couldn't make it
I hate the fact the rain made me all cold and wet
I hate the fact I'd still have to worry about cab fare to take me home
I hate the fact I had to come home alone
I hate the fact he couldn't come to my house tomorrow
I hate the fact that dinner's not served
I hate the fact that I came home to an empty house
I hate that I bawled into tears for some stupid reasons
I hate the fact that you can't get here to hold me, dear


Never felt so alone before.......

Monday, December 17, 2012

You're the Mr Big To My Carrie


I truly believe everything happens for a reason. Kenapa gw keluar dari kerjaan lama untuk masuk Okezone yang notabene artinya turun gaji? (Supaya bisa ketemu beberapa teman terdekat gw, dan juga si abang). Kenapa gw mau aja terima pekerjaan itu padahal ditempatin di sport/bola bukannya lifestyle seperti yang gw mau? (Supaya akhirnya gw bisa diterbangkan ke Capetown saat Piala Dunia 2010. Oh, dan ketemu si pacar :p). Kenapa gw ditransfer ke desk tekno padahal mungkin gw adalah orang paling gaptek yang pernah ada? (Supaya gw dikirim liputan ke Singapura dan bisa dapet BlackBerry gratis dari petinggi RIM di Asia. Ya, dan juga ketemu si abang).

Dan tentu saja pertanyaan terbesar abad ini: kenapa gw bisa dipertemukan dengan mantan gw di SMA dan menyia-nyiakan 8 tahun hidup gw dengan menjomblo karena entah atas pikiran gila dari mana bahwa gw dan dia pada akhirnya akan berjodoh?

Yep, this is the ex-file.

Sejarah singkat: gw dan mantan adalah teman sekelas di 3 SMA, sempat digosipin, gw naksir duluan, dia udah punya pacar, gw tetap keras kepala head-over-heels sama dia, dia nyadar, gw masih tergila-gila, dia akhirnya naksir balik, dia ngajak ke prom, dia ngajak jadian, bahagia selama delapan bulan, dia minta putus di hari Valentine, kembali pacaran satu bulan kemudian, menjalani hubungan searah (= gw menuruti semua keinginan dia dan dia pada dasarnya melakukan apapun yang dia mau), mulai sering berantem, dia menghindari gw selama sebulan, gw nangis bombay karena kembali 'dibuang', gw dateng ke rumahnya untuk memastikan hubungan itu berakhir.

Fiuh. Semua itu terjadi dalam kurun waktu 1 tahun 5 bulan. Yah, memang, saat itu kita berdua masih anak-anak, baru lulus SMA dan masih dalam proses pencarian jati diri. Sedikit tidak adil mungkin kalau membandingkan kelakuan sang mantan saat itu dengan situasi saat ini. Tapi yang mau gw bahas sebenarnya bukan hanya perlakuan tidak hormat dia selama kita pacaran. Tapi juga kelakuan dia selama beberapa tahun setelah kita resmi putus dan dia bahkan sudah move on dan menikahi perempuan lain.

Untungnya dulu gw rajin nulis jurnal. Karena gw sering mencatat detil kontak-kontak yang dilakukan sang mantan setelah kita putus. Di saat gw bertekad kuat untuk menghapus dia dari ingatan, tiba-tiba dia selalu datang, entah lewat SMS, telepon atau bahkan ajakan kencan. All those flirtations, sweet talks, lured me right back into his captivity. Tapi, ketika gw luruh dan goyah, saat itulah dia pergi lagi dan menghindari kontak dari gw. (Soooo Mr Big in 'Sex and the City' season 3)

Semua tarik ulur dan jebakan beracun itu membuat gw terpaku selama delapan tahun dan terus menyimpan secuil harapan bahwa gw dan dia sebenarnya berjodoh. Mungkin Tuhan harus membuat dia menjadi milik orang lain dulu sebelum dia akhirnya menyadari bahwa gw adalah pasangan terbaik buat dia.

Gw bahkan nyaris durhaka sama abang karena pernah berniat nyuruh si mantan jemput gw di kantor supaya abang berhenti mendekati gw. Untungnya gw disadarkan oleh teman baik gw dan hati nurani gw pun melarang tindakan nista itu.

Yah, meskipun sedikit miris karena gw harus menyia-nyiakan 8 tahun hidup gw dengan menjomblo, tapi semua memang terjadi karena suatu alasan. Gw harus menjadi pihak yang 'mengejar' dulu supaya tahu menjadi pihak yang 'dikejar' itu lebih enak :p Gw harus merasakan sakit karena sering disia-siakan oleh mantan supaya bisa merasakan bahagianya punya pasangan yang selalu menjadikan gw prioritas utamanya.

God made me and my ex met so I could realize that I'm so lucky to meet my significant other